Inikarena bibit unggul mampu meningkatkan produktivitas tanaman dengan hasil yang berkualitas. Jika kamu menggunakan bibit secara sembarangan, mustahil bisa berproduksi dengan baik dan hanya akan merugikan. Bahkan jika tidak teliti, bisa-bisa kamu membeli bibit cabai yang sudah terkena virus, seperti virus gemini. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Oleh Hilman Maysa Firdaus, Lili Rohaeli, Rohaeti, Hadistia N*Tomat adalah buah yang sangat populer dan sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Buah yang biasanya berwarna merah ini memang sering dijadikan sebagai bahan makanan, seperti dijadikan jus maupun dijadikan sebagai salah satu bahan olahan makanan. Di Indonesia sendiri buah tomat lebih populer digolongkan ke dalam sayuran, dibandingkan buah-buahan lainnya seperti pisang dan jeruk. Selain sebagai sayur, tomat juga merupakan buah favorit yang kaya akan vitamin C sehingga sangat digemari. Sebagai konsumen, dalam memilih buah tomat di pasaran, biasanya kita memilih buah yang berwarna merah segar, berukuran besar, dan berdaging tebal. Tujuannya adalah untuk mendapatkan buah tomat yang baik untuk dunia holtikultura, ukuran buah tomat yang besar merupakan karakteristik buah yang para petani inginkan. Buah yang ukurannya besar dapat meningkatkan harga buah di pasaran, yang tentunya dapat memberikan keuntungan lebih bagi produsen buah tomat, dibandingkan menjual buah tomat berukuran kecil. Selain itu, tanaman yang memiliki karakteristik resisten terhadap penyakit juga merupakan karakteristik tanaman yang diinginkan oleh petani. Namun permasalahannya adalah tidak semua jenis tanaman tomat memiliki kedua karakterstik yang unggul tersebut. Tanaman tomat jenis Solanum pimpinellifolium misalnya, merupakan jenis tanaman tomat yang resisten terhadap hama, buahnya berwarna merah, enak dimakan, tetapi buah yang dihasilkannya berukuran kecil, sehingga biasa dikenal dengan sebutan tomat cherry’. Lain halnya dengan jenis Solanum esculentum, dengan buahnya yang besar menjadikan jenis tomat ini unggul dalam hal ukuran buah, namun resistensinya terhadap penyakit, tidak sebaik jenis Solanum di lapangan tersebut mendorong para peneliti di Nigeria melakukan riset untuk mencari tahu bagaimana menghasilkan tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul tersebut. Dalam risetnya, peneliti menggunakan metode persilangan tanaman secara konvensional untuk menggabungkan sifat-sifat unggul tanaman, sehingga dihasilkan tanaman tomat yang tidak hanya resisten terhadap hama, tetapi juga memiliki buah yang besar, yang menguntungkan secara ekonomi. Bahan yang dibutuhkan hanyalah dua jenis bibit tomat S. Esculentum dan S. pimpinellifolium yang ditanam hingga berbunga. Persilangan tanaman dilakukan dengan cara mengambil serbuk sari dari bunga tanaman tomat jenis S. esculentum dan menyerbukkannya pada putik bungan dari jenis S. pimpinellifolium, yang terlebih dahulu sudah diemaskulasi atau dibuang benang sarinya. Persilangan ini dimaksudkan agar menghasilkan anakan buah tomat yang memiliki karaktersitik dari kedua induknya. Setelah dilakukan penyerbukan silang, bunga dibirkan berbuah selama beberapa minggu untuk melihat buah yang penelitian menunjukkan bahwa buah tomat yang dihasilkan dari persilangan tersebut menunjukkan perbedaan. Para peneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum terdapat kenaikan ukuran buah secara gradual dari keturunan pertama sampai keturunan ke-12. Ini berarti penggabungan sifat ukuran buah yang besar telah berhasil, dengan dihasilkannya buah tomat yang besar tersebut. Apabila dilihat dari kacamata ilmu genetika, besarnya ukuran buah diakibatkan oleh adanya akumulasi alel yang mengatur karakter ukuran besar pada buah,dan sifatnya dominan, sehingga menutupi sifat alel kecil’ yang resesif. Alel dominan ini terus terbawa pada keturunan selajutnya sehingga terjadi akumulasi alel tersebut sehingga menyebabkan buah tomat berukuran besar. Meskipun demikian, peneliti juga mengemukakan bahwa tanaman tomat yang menghasilkan buah yang besar, tidak menghasilkan buah sebanyak tanaman tomat yang berukuran kecil. Hal ini berarti ukuran buah tomat yang dihasilkan berbanding terbalik dengan jumlah buah tomat yang dihasilkan pada satu kali waktu sebenanrnya teknik persilangan tanaman secara konvensional telah dikenal di masyarakat, penelitian ini dapat menjelaskan dengan lebih ilmiah mengenai keterlibatan faktor genetik pada teknik persilangan tanaman. Terlepas dari hal tersebut, hasil dari penelitian ini tetap menarik dan menjadi referensi bagi siapapun yang ingin melakukan budidaya tanaman, khususnya pada tanaman tomat dengan cara seperti itu.*Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPISumber Atuguwu, Agatha Ifeoma; Uguru, Michael Ifeanyi. 2012. Tracking fruit size increas in recombinants obtained from an interspecific cross between cultivated tomato Solanum esculentum and wild tomato relative Solanum pimpinellifolium. Journal of Plant Breeding and Crop Science 4 Lihat Nature Selengkapnya Parapeneliti memperoleh hasil yang memuaskan karena setelah melakukan pembibitan kembali dari biji buah tomat hasil persilangan sebanyak 12 kali pada 12 keturunan, buah tomat yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih besar, bahkan lebih besar dari buah tomat induknya dari spesies S. esculentum. Garfik pertumbuhan menunjukkan bahwa secara umum Dewiingin memperoleh tanaman semangka bibit - 24055063 DeanRizal DeanRizal 04.09.2019 Fisika Sekolah Menengah Pertama terjawab • terverifikasi oleh ahli Dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan dua jenis tanaman semangka yang berbeda sifatnya. Salah satu tanaman semangka tersebut memiliki sifat buah

Sifatunggul tanaman seperti diatas dapat dipertahankan secara genetis apabila tanaman tersebut diperbanyak secara vegetative.Secara definisi bibit unggul adalah tanaman muda yang memiliki sifat unggul yaitu mampu menunjukkan sifat asli induknya dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, serta tidak mengandung hama dan penyakit. 1.

Jikapada persilangan monohibrid kita hanya memperhatikan satu sifat beda saja, maka pada persilangan dihibrid kita akan memperhatikan dua sifat beda atau lebih. Misalnya warna buah dan bentuk buah, warna buah, bentuk buah, dan rasa buah, dsb. Pada persilangan dihibrid berlaku Hukum II Mendel karena pada saat pembentukan F2, gen di dalam gamet
XdSPt. 284 395 248 408 86 494 362 151 315

dewi ingin memperoleh tanaman semangka bibit unggul dari hasil persilangan